Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangungan menjadi kebutuhan, terutama di perkantoran, apartemen, bandara dan lain-lain. Sistem ini dinamakan dengan sistem master antena TV (MATV). Sistem MATV terdiri dari beberapa perangkat penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.
Peralatan dari sistem MATV meliputi: peralatan utama, peralatan pendukung, unit spur / distributor dan perkabelan. Peralatan sentral sistem MATV meliputi unit antena penerima (antena parabola, antena hagi), mixer preamplifier, TVRO dan chanel receiver. Peralatan pendukung meliputi penyediaan vidio casset, tape player, vidio amplifier dan power suplay.
Pendistribusian sinyal meliputi spur unit (distributor), cupler / spliter dan TV outlet. Spur unit dharus ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan dari mantenance. Dan coupler harus ditempatkan di tempat yang terlindung dan mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang menggunakan suplay tegangan 220 Vac / 50 Hz terutama di atas plafon
Dalam perkabelan biasanya yang digunakan jemis coaxial 7C-2V pada trunk line dan dan 5C-2V pada TV outlet atau setara dengan losses yang memadai pada frekwensi 200 Mhz dipasang dalam konduit.
Ada beberapa sumber siaran MATV dalam suatu gedung, diantaranya: sumber siaran dari teretrial TV local, dan sumber siaran dari satelit. Sumber siaran dari terestrial TV Local bisanya menggunakan antena Yagi sedang sumber siaran dari satelit menggunakan antena parabola.
1. Penerima Sinyal (Antena)
Antena adalah suatu alat/ perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel.
Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam saluran transmisi.
Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
· bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
· polarisasi yang dimiliki
· frekuensi kerja,
· lebar band (bandwidth), dan
· impedansi input yang dimiliki.
Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena.
Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik..
a. Antena Yagi
Antena Yagi merupakan antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Dr. Hidetsugu Yagi dari Tokyo University tahun 1926. Antena Yagi tediri dari 3 bagian:
· Driven, adalah titik catu dari kabel antena, biasanya panjang fisik driven ½ panjang gelombang dari frekwensi radio yang dipancarkan atau di terima.
· Reflector (Pemantul) adalah bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal, dengan panjang fisik lebih panjang dari pada driven
· Director adalah bagian pengarah antena, ukuranya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang direktor akan menambah gain antena. Namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.
Pada sistem ini penerima sinyal menggunakan parbola, dan ada juga melalui vendor seperti siaran dari satelit dengan program indovision.
Pada system ini antenna UHF dan VHF diarahkan ke masing-masing stasiun pemancar TV.. Antena UHF yang digunakan adalah antenna yang biasa menerima seluruh TV di frekwensi UHF (Ch 21-68) dan antenna VHF pada frekwensi TV (Ch 5-12)
b. Antena Parabola
Antena parabola digunakan untuk menerima sinyal transmisi jarak jauh dan terkoneksi pada satelit.
Diantara kelebihan penggunaan antena parabola dan koneksi satelit adalah kualitas video dan kulitas audio yang lebih baik. Bentuk antena seperti piringan membuat transmisi lebih mudah diterima, sangat cocock untuk menangkap gelombang di tempat-tempat yang jauh dari pusat transmisi. Dan diantara kelemahannya adalah disamping harga yang mahal, juga antena parabola tidak bisa membagi langsung saluran (saluran yang sama). Untuk melakukannya dibutuhkan peralatan tambahan seperti digital tuner. Disamping itu antena parabola sagat tergantung pada keadaan cuaca.
Prinsip Kerja
Bentuk antena yang seperti piring memantulkan sinyak ke titik fokus piringa tersebut. Di titik fokus itu ditempatkan alat yang disebut Feedhorn. Alat ini menjadi titik pusat untuk pemandu gelombang yang mengumpulkan sinyal di atau dekat titik fokus dan mengubahnya menjadi low noise block downconverter (LNB).
LNB ini mengubah sinyal gelombang elektromagnetik atau gelombang radio menjadi sinyal listrik dan menggeser rentangnya dari C-band atau Ku-ban menjadi L-band. Antena parabola untuk penyiara langsung menggunakan LNFB, yang mengintegrasikan feedhorn dengan LNB.
Theoretical gain dari sebuah antena parabola menngkat seiring dengan meningkatnya frekwensi. Gain yang sebenarnya bergantung dari banyak faktor, diantaranya hasil akhir permukaan parabola, akurasi bentuk dan kesesuaian feedhorn. Nilai umum bagi konsume yang memiliki antena parabola 60 cm 11,75 GHZ adalah 37,50 dB.
Komentar
Posting Komentar